Tuesday, November 24, 2020

Jaringan Komputer

 Konsep Dasar Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program-program, dan menggunakan bersama perangkat keras.

Manfaat Jaringan Komputer :

1. Memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien.

2. Banyak pengguna dapat saling berbagi sumber daya, misalnya printer.

3. Jaringan membantu mempertahankan informasi agar tetap andal dan up-todate.

4. Sistem penyimpanan data terpusat yang dikelola dengan baik memungkinkan banyak pengguna mengakses data dari berbagai lokasi yang berbeda, dan membatasi akses ke data sewaktu sedang diproses.

5. Jaringan membantu mempercepat proses berbagi data (data sharing).

6. Jaringan juga membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif.

7. Jaringan memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien.Surat dan penyampaian pesan elektronik merupakan substansi sebagian besar sistem jaringan, disamping sistem penjadwalan, pemantauan proyek, konferensi online dan groupware, dimana semuanya membantu team bekerja lebih produktif.

Tipe Jaringan Berdasarkan Jarak Jangkauan:

1. Local Area Network (LAN).

LAN digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam suatu perusahaan yang menggunakan peralatan secara bersama-sama dan saling bertukar informasi. Pada umumnya LAN dimiliki oleh suatu perusahaan tanpa adanya campur tangan lain, misalnya jaringan telekomunikasi.LAN digunakan untuk menghubungkan simpul yang berada di daerah yang tidak terlalu jauh seperti dalam sebuah bangunan atau gedung dengan radius maksimum 10 kilometer. Dalam LAN umumnya kecepatan pengiriman data sangat tinggi, misalnya 10 Mbps, 100 Mbps bahkan ada yang sampai dengan 1000 Mbps. Topologi menguraikan cara bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan.

Topologi Fisik:

1. Topologi BUS adalah topologi umum dalam LAN. Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul ke saluran tunggal komputer yang mengakses ujung dengan ujung.

2. Dalam topologi STAR sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Semua kontrol dalam totpologi STAR dipusatkan pada satu titik yang dinamakan stasion primer dan terminal lain sebagai stasion sekunder.

3. Topologi RING hampir sama dengan topologi BUS, hanya saja ujung dari topologi ini dihubungkan dengan ujung yang lain hingga menyerupai lingkaran

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN merupakan pilihan membangun jaringan antar kantor dalam suatu kota. Jangkauan MAN antara 10 sampai dengan 50 km.

3. Wide Area Network (WAN)

WAN adalah jaringan yang memiliki jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel atau saluran telepone yang menghubungkan jaringan satu dengan yang lain dengan media router. Contoh: Internet (standar de-facto protokol internet untuk operasi WAN adalah TCP/IP).

Protokol 

Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh si pengirim (transmitter) dan si penerima (reciever) agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar. Selain itu protokol juga berfungsi untuk memungkinkan dua atau lebih komputer dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama.

 

Referensi :

 https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/KONSEP_JARKOM.pdf



Perangkat Jaringan Komputer

1. Router

Router merupakan perangkat jaringan yang berfungsi menghubungkan dua jaringan atau lebih sehingga data dapat dikirim dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Dengan menggunakan router, kita bisa menghubungkan dua jaringan yang berbeda, contoh 192.168.2.0/24 dapat terhubung dengan jaringan 200.200.200.0/24.

Sekilas cara kerja router bisa dibilang mirip dengan bridge, yakni sama-sama meneruskan paket data, membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau menyatukan segmen-segmen jaringan tersebut, hanya saja router berada pada lapisan ketiga OSI.

2. Wireless Card

Wireless card merupakan salah satu perangkat jaringan yang dapat menghubungkan dua device secara nirkabel atau tanpa menggunakan media kabel. Dengan menggunakan wireless card, dua komputer atau lebih dapat saling terhubung melalui jaringan wifi, tanpa harus menggunakan kabel jaringan.

Laptop saat ini kebanyakan sudah dilengkapi dengan wireless card didalamnya, jadi kita tidak perlu membelinya secara terpisah, berbeda dengan komputer yang terlebih dahulu kita harus membelinya secara terpisah.

3. LAN Card

 Sama halnya dengan perangkat jaringan yang lain, LAN card juga berfungisi menghubungkan dua atau lebih komputer dengan menggunakan media kabel. Perangkat ini biasanya banyak digunakan dalam jaringan LAN.

LAN card juga bertugas mengubah aliran data yang berbentuk paralel menjadi bentuk serial, sehingga dapat ditransmisikan melalui media jaringan seperti kabel UTP.

4. Modem

Modulator demodulator atau yang sering disingkat dengan modem merupakan perangkat jaringan yang memiliki fungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog atau sebaliknya.

Data yang diberikan kepada komputer ke modem umumnya berbentuk sinyal digital. Maka dari itu, ketika modem mendapatkan data berbentuk sinyal analog, modem harus merubahnya terlebih dahulu menjadi sinyal digital agar dapat diproses lebih lanjut oleh komputer.

5. Bridge

Bridge merupakan perangkat jaringan yang memiliki fungsi memperluas suatu jaringan sekaligus membuat sebuah segmen jaringan.

Cara kerja bridge yaitu mengenali alamat MAC yang mentransmisi sebuah data ke jaringan, kemudian bridge akan membuat tabel internal secara otomatis, dimana tabel ini dapat menentukan segmen mana yang akan dirouting maupun yang akan difilter.

6. Hub

 Hub merupakan salah satu perangkat jaringan yang bertugas mengubah sinyal transmisi jaringan, dimana hal tersebut dimaksudkan agar kedua komputer atau lebih dapat saling terhubung. Hub tidak dapat mengatur alur jalannya suatu data, sehingga setiap paket data yang melewati hub akan dibroadcast ke semua port sampai paket data yang dimaksud sampai ke tujuan. Hal inilah membuat paket data yang dikirim mengalami collision atau tabrakan data.

7. Switch


 
Switch merupakan perangkat jaringan yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan hub, tetapi perangkat ini ‘lebih pintar’ dari hub karena dapat mengatasi masalah collision data. Tidak hanya itu, switch juga memiliki beberapa kelebihan seperti kecepatan transfer data maupun luas jaringan yang jauh lebih bagus dari hub. Selain itu, switch tidak hanya digunakan untuk membagi sinyal tetapi juga memfilter paket data kemudian meneruskannya ke jaringan yang dituju.

 

8. Kabel Jaringan


 Kabel jaringan merupakan media transmisi berbentuk kabel yang digunakan untuk menghubungkan dua komputer atau lebih untuk saling bertukar data. Ada beberapa jenis kabel yang biasa digunakan, seperti kabel utp, stp, coxial maupun fiber optik. Biasanya, jenis kabel yang digunakan tergantung pada jenis topologi jaringan yang digunakan.

 

9. Repeater


 Repeater adalah perangkat jaringan yang memiliki fungsi memperluas jangkauan sinyal wifi dari server agar perangkat lain bisa terhubung. Cara kerja dari repeater itu sendiri adalah dengan menerima sinyal dari server, kemudian memancarkannya kembali dengan jangkauan yang lebih luas dan kuat, denagn kata lain sinyal yang lemah dapat dipancarkan kembali menjadi lebih kuat dan luas.

10. Access Point

Access point ini terdiri dari antenna dan transceiver yang digunakan untuk transmisi dan menerima sinyal dari client atau sebaliknya. Access point ini berfungsi menghubungkan dua jenis jaringan yang berbeda, yaitu antara jaringan wireless dan jaringan LAN sehingga kedua komputer atau lebih bisa saling terhubung dan saling bertukar data.

 

 Referensi :

https://medium.com/@2018477001/perangkat-jaringan-komputer-1da768538811



IP ADDRESS VERSI 4

1. Pengertian

IP versi 4 IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protocol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).

2. Pengalamatan IPv4

Pada gambar diatas dapat terlihat, bahwa penulisan IPV4 ini adalah dalam notasi titik, yang dibagi menjadi 4 oktet yang berukuran 8 bit. Alamat IP yang dimiliki oleh host dapat dibagi atau dikelompokkan dengan menggunakan subnet mask yang berbeda, yaitu:

· NetID (Network Identifier) jenis ini membedakan/mengidentifikasi alamat jaringan di mana host berada.

· HostID (Host Identifier) membedakan/mengidentifikasi alamat host (berupa workstation, server, atau sistem yang lainnya)

3. Jenis Alamat IP Address

Berdasarkan jenis Alamatnya, IPv4 dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

· Alamat Unicast

Antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Jaringan Internal atau disebut dengan internetwork. Unicast dapat dimanfaatkan dalam komunikasi Point to Point atau satu ke satu. Jika pada suatu instansi tidak terkoneksi ke internet, maka semua ruang kelas alamat pada unicast dapat digunakan. Jika terkoneksi dengan internet yang terhubung ke router, maka alamat yang dapat digunakan adalah 2 jenis yaitu Public Address dan Private Address.

· Alamat Multicast

Alamat yang dapat digunakan untuk menyampaikan satu paket untuk banyak penerima. Sebuah paket yang ditujukan ke suatu alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan yang sedang berada dalam kondisi listening. Dengan cara multicast ini, akan lebih efisien untuk mengirimkan paket data. Untuk menggunakan sistem multicast, Anda dapat menggunakan IpV4 kelas D yaitu 224.0.0.0/4.

· Alamat Broadcast

Digunakan untuk menyampaikan paket data secara satu untuk semua. Jika host mengirimkan paket data dengan tujuan broadcast, maka semua host yang ada dalam segment tersebut akan menerima paket yang dikirim dan segera memprosesnya. Perbedaan dengan unicast dan multicast adalah ip broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan, tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.

Ada 4 jenis dalam broadcast ini, yaitu Network, subnet, all subnet directed dan limited broadcast. Pada setiap jenis alamat tersebut, paket ip dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan. Sebagai contoh, jaringan Ethernet semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

4. Kelas Alamat Ip Address

Berdasarkan kelasnya, IPv4 dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu:

· Kelas A (1–126)

Format yang digunakan : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh. Alamat ini digunakan dalam skala besar. Pada Alamat IP kelas A mempunyai Bit pertama dengan nilai : 0. Panjang suatu Network ID yang dimiliki alamat ip kelas A adalah : 8 bit. Alamat IP kelas A memiliki Panjang sebuah Host ID adalah : 24 bit. Nilai Byte pertama pada alamat IP kelas A adalah : 0 s/d 127. Rangkaian Range IP Pada kelas A bisa di contohkan seperti berikut ini : 1.165.2.5 sampai 126.139.0.7. Kelas A mempunyai Jumlah IP sebanyak : 16.777.214 IP address pada stiap bagiannya pada kelas A.

· Kelas B (128–191)

Format yang digunakan: 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh. Alamat ini digunakan dalam skala besar maupun menengah. Pada Alamat IP kelas B mempunyai Bit pertama dengan nilai : 10. Panjang suatu Network ID yang dimiliki alamat ip kelas B adalah : 16 bit. Alamat IP kelas B memiliki Panjang sebuah Host ID adalah : 16 bit. Nilai Byte pertama pada alamat IP kelas A adalah : 128 s/d 191. Rangkaian Range IP Pada kelas B bisa di contohkan seperti berikut ini : 128.130.3.2 sampai 191.145.5.4. Kelas A mempunyai Jumlah IP sebanyak: 65.535 IP address pada setiap bagiannya pada kelas B.

· Kelas C (192-223)

Format yang digunakan: 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh. Digunakan untuk jaringan skala kecil. Pada Alamat IP kelas C mempunyai 3 Bit pertama dengan nilai : 110. Panjang suatu Network ID yang dimiliki alamat ip kelas C adalah : 24 bit. Alamat IP kelas C memiliki Panjang sebuah Host ID adalah : 8 bit. Nilai Byte pertama pada alamat IP kelas C adalah : 192 s/d 223. Rangkaian Range IP Pada kelas C bisa di contohkan seperti berikut ini : 192.168.2.15 sampai 223.168.5.9. Kelas C mempunyai Jumlah IP sebanyak: 254 IP address pada stiap bagiannya pada kelas C.

· Kelas D (224-239) multicast

Pada IP Address yang memiliki tipe kelas D ini, tujuan awalnya memang diperuntukkan pada multicasting, kelas ini juga tidak lagi dilakukan pembahasan mengenai masalah netid dan hostidnya. pada kelas D ini memiliki jumlah pada 4 bit pertamanya dengan nilai 1110, jadi sudah bisa ditafsirkan jika byte pertama pada kelas D ini berkisar pada angka 224 s/d 247. Empat Bit Pertama yang dimiliki kelas D adalah : 1110. Jumlah Range yang dimiliki kelas D ini dimulai dengan nilai : 224 – 247

· Kelas E (240-255) reservasi

Umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen) dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bitt pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunkan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

 

  Referensi :

1. https://osf.io/uefmp/download

2. https://rhiel.id/apa-itu-ip-address-versi-4-ipv4/

3. Candra Setiawan.2009.”IPV4 Packet Header” http://pekoktenan.wordpress.com/ 2009/03/31/ip-packet-header/



Subnetting IPV4

 Subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuat network menjadi beberapa network yang lebih kecil, atau Subnetting merupakan sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien.

Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B dan C yang sudah di atur. Dengan subnetting, maka kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis kebutuhan Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP address yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP address standart, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia : 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B dan 24 bit untuk kelas C.

Fungsi Subnetting

1. Penghematan Alamat IPMengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet terbatasoleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000,atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

2. Mengoptimalisasi Unjuk Kerja Jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semuadevice tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address.

Tujuan Subnetting

Tujuan dari subnetting yaitu sebagai berikut :

· Untuk mengefisienkan pengalamatan jaringan misalnya untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita ingin menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 = 244 alamat yang tidak terpakai.

· Dapat membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan artikata membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

· Untuk mengatasi masalah perbedaan antara hardware dengan topologi fisik jaringan.

· Untuk membuat lebih efisien alokasi Ip address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan ip adderss.

· Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyak host dalam suatu jaringan.

· Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang di gunakan dalam suatu network.

Cotntoh Perhitungan Subnet Mask IPv4 :

1. Contoh Perhitungan Subnet Mask IPv4 Kelas C

Network Address : 192.168.1.0/26  à 11111111.11111111.11111111.11000000

(255.255.255.192).

1) Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 4 subnet.

2) Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.

3) Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Alamat host dan broadcast = Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

2. Contoh Perhitungan Subnet Mask IPv4 Kelas B

Network Address : 172.16.0.0/18 à 11111111.11111111.11000000.00000000

(255.255.192.0)

1) Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2) Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host

3) Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4) Alamat host dan broadcast

Network Address : 172.16.0.0/25  à  11111111.11111111.11111111.10000000

(255.255.255.128)

3. Contoh Perhitungan Subnet Mask IPv4 Kelas A

Network Address : 10.0.0.0/16  à11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)

1) Jumlah Subnet = 28256 subnet

2) Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host

3) Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

4) Alamat host dan broadcast

 

  Referensi :

1. https://informatikalogi.com/cara-menghitung-subnetting-ipv4/

2. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-subnetting/



Model Referensi OSI dan TCP/IP

A. Model Referensi OSI

Salah satu fungsi seperti terjadinya transfer data diantaranya komputer yang menggunakan Unix dan PC atau Mac. OSI bukanlah suatu model yang berbentuk fisik melainkan sebuah panduan bagi pembuat aplikasi agar bisa membuat dan mengimplementasikan aplikasi yang bisa berjalan di jaringan.

Model referensi OSI terdiri dari tujuh layer

1. Layer Application, Merupakan layer 7 dari model OSI, menyediakan 16 bit tunggal layanan-layanan untuk procedure applikasi (seperti electronic mail atau transfer data) yang berada di luar model OSI.

2. Layer Presentation, merupakan layer 6 dari model referensi OSI, mendefinisikan bagaimana data di-format,dinyatakan, di-encode, dan diubah untuk digunakan oleh software pada layer application. Fungsi dari layer ini yaitu menyajikan data kelayer application dan bertanggung jawab pada penerjemah data dan format kode.

3. Layer Session, merupakan layer 5 dari model OSI, bertanggung jawab untuk membuat, mengelola, dan mengakhiri session-session antar aplikasi –aplikasi dan mengawasi pertukaran data antar entitas layer. Layer ini juga menyediakan control dialog antar peralatan atau titik jaringan. Dia melakukan kordinasi komunikasi antar system dan mengorganisasikan komunikasinya dengan menawarkan tiga mide yaitu simplix, half-duplex dan full-duplex.

4. Layer Transport, merupakan layer 4 dari model OSI, digunakan untuk komunikasi yang dapat diandalkan antara node-node akhir melalui network. Layer Transport melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi tadi menjadi sebuah arus data.

5. Layer Network, merupakan model OSI layer 3, dimana routing diimplementasikan, mengaktifkan koneksi-koneksi dan pemilihan jalur antara dua system akhir. Mengelola pengalamatanm, melacak lokasi peralatan di jaringan, dan menentukan cara terbaik untuk memindahkan data, artinya layer network harus mengangkut lalu lintas antar peralatan yang tidak terhubung secara local. Router merupakan peralatan layer 3, diatur oleh layer ini dan menyediakan layanan routing dalam internetwork.

6. Layer Data Link, merupakan model OSI layer 2, menyediakan tranmisi fisik dari data dan mengenai notifikasi error, topologi jaringan, dan flow control. Artinya pesan-pesan akan terkirim melalui peralatan yang sesuai di lan menggunakan alamat perangkat keras, dan menerjemah pesan-pesan dari layer network menjadi bit-bit untuk dipindahkan oleh layer physical. IEEE membagi lebih lanjut layer ini menjadi dua sublayer, yaitu 802. Media Access Control (MAC) 802.3, dan 802. Logical Link Control (LLC) 802.2.

7. Layer physical, merupakan layer 1 model OSI, bertanggung jawab untuk mengubah frame-frame data dari layer Data Link menjadi sinyal-sinyal listrik protocol-protocol dan standar-standar layer physical mendefinisikan, sebagai contoh, jenis kabel dan konektor yang digunakan termasuk pemilihan pn dan skema encoding untuk pensinyalan nilai 0 dan 1.

B. Model Referensi TCP/IP

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

Model ini memiliki 4 layer:

1.  Application Layer (layer 4)

 Application layer (Layer 4) model TCP/IP berkutat dengan urusan presentasi, encoding dan dialog control.

 TCP/IP mengkombinasikan session, presentation dan application  dalam satu layer dan mengasumsikan data telah siap dienkapsulasi pada layer berikutnya.   

2. Transport Layer (layer 3)

· Transport layer (layer 3 TCP/IP) berkutat dengan urusan quality of service dari reliability, flow control dan error corection.

· Salah satu dari protokolnya, transmission control protocol (TCP), menyediakan cara yang fleksibel dan sempurna untuk komunikasi jaringan yang reliable, well-flowing, low-error.

· TCP berdialog antara pengirim dan penerima ketika melakukan enkapsulasi data ke dalam segment.

· TCP adalah protokol connection-oriented, artinya segment bergerak bolak balik antara dua host untuk memberitahukan bahwa koneksi terjadi selama waktu tertentu (packet switching).

3. Internet Layer (layer 2)

· Internet layer (Layer 2 TCP/IP) berfungsi mengirim paket antara jaringan yang berbeda dan menentukan lintasan yang ditempuh.

· Protokol spesifik layer ini adalah Internet protocol (IP).

· Jalan terbaik tekad dan packet switching terjadi pada lapisan ini. Pikirkan hal ini dalam hal sistem pos. Bila Anda mengirim surat, Anda tidak tahu bagaimana sampai di sana (ada rute berbagai kemungkinan), tetapi Anda melakukan perawatan yang tiba.

4. Network Access Layer (layer 1)

· Network layer (Layer 1 TCP/IP) juga disebut layer host-to-network.

· Layer ini menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan paket data untuk membuat sambungan langsung (physical link) termasuk detil teknologi LAN dan WAN dan seluruh detil dalam Physical dan Data link layer (Layer 1 dan layer 2 OSI).

Perbandingan layer-layer antara TCP/IP dan model OSI

Komunikasi peer to peer antar lapisan

Keuntungan Model Lapisan :

1. Membantu dalam perancangan protokol

2. Membantu dalam pengembangan

3. Mencegah perubahan kemampuan atau teknologi akibat perubahan lapisan di bawah atau atasnya

4. Menyediakan satu bahasa untuk mendeskripsikan fungsi jaringan dan kemampuannya.

Bentuk data pada setiap lapisan disebut dengan satuan data protokol (Protocol Data Unit (PDU)). Nama PDU pada setiap lapisan berbeda-beda.

1. Data : Lapisan aplikasi

2. Segment : Lapisan Transport

3. Packet : Lapisan Internetwork

4. Frame : Lapisan Akses Jaringan

 

Referensi :

https://informatikalogi.com/perbedaan-osi-layer-dan-tcp-layer/#:~:text=Dalam%20OSI%20Layer%20Proses%20komunikasi,satu%20layer%20yaitu%20Network%20Access.&text=TCP%2FIP%20lebih%20populer%20untuk,lebih%20sederhana%20ketimbang%20model%20OSI.

http://nguprek.com/perbandingan-model-osi-layer-dan-tcp-ip/

 

 

Wireless LAN

 Menurut Sofana, (2012:428) pada dasarnya jaringan wireless local area network sama dengan jaringan LAN biasa, hanya saja proses transmisinya tidak memakai kabel tetapi memakai gelombang elektromagnetik atau infrared. Tetapi belakangan ini gelombang elektromagnetik lebih dominan digunakan. Jaringan wireless meng-gunakan electromagnetic airwaves untuk bertukar data ataupun informasi yang dibutuhkan. Gelombang radio biasa digunakan sebagai pembawa karena dapat dengan mudah mengirimkan daya ke penerima. Data ditransmisikan dengan cara ditumpangkan pada gelombang pembawa sehingga bisa diekstrak pada ujung penerima. Data ini umumnya digunakan sebagai pemodulasi dari pembawa oleh sinyal informasi yang sedang ditransmisikan. Dalam konfigurasi biasa, pemancar dengan antena, yang disebut titik akses nirkabel atau access point (AP), terhubung ke LAN kabel dari lokasi tetap atau piring satelit yang menyediakan koneksi internet (ISP). AP menyediakan layanan internet untuk sejumlah client pada ruang lingkup geografis kecil (kisaran ratusan kaki / meter) itulah yang kita kenal dengan “Hotspot Zone” atau Hotspot. (untuk memperluas jangkauan perlu menambah jumlah AP yang ada). Sebagian besar WLAN saat ini berjalan pada standar yang dikenal sebagai 802.11b. standar ini juga dikenal sebagai Wi-Fi (Wireless Fidelity). WLAN menggunakan standar ini untuk melakukan komunikasi dengan kecepatan 11 Mbps. Sementara jaringan berkabel mempunyai kecepatan 100 Mbps. Tetapi standar baru dari Wi-Fi seperti 802.11a dan 802.11g, sudah mampu mentransmisi data dengan kecepatan 54Mbps.

 

 Referensi :

https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jmi/article/view/230/207

 

 

Pengenalan Mikrokotik Router

Secara umum, mikrotik merupakan sistem operasi dan perangkat lunak yang digunakan untuk menjadikan PC atau komputer menjadi router network y...