Teknologi Internet telah menjadi worldwide commercial data network dan menjadi dasar untuk e-commerce serta dapat memanage public data service termasuk intranet. Bertambah banyaknya customer, kecepatan koneksi yang semakin cepat, meningkatnya trafik backbone dan munculnya aplikasi-aplikasi baru telah membuat internet menjadi elemen yang penting dalam dunia komunikasi yang modern. Untuk menjaga agar kompetitif, network operator dan internet service provider (ISP) harus dapat memecahkan dua masalah utama yaitu menambah backbone traffic demmand yang kontinu dan menyediakan kualitas layanan atau Quality of Service (QoS) yang bagus untuk trafik jaringan.
Ningsih dkk (2004) menyatakan bahwa Quality of Service
(QoS) adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih
baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. Quality
of Service (QoS) merupakan sebuah arsitektur end-to-end dan bukan merupakan
sebuah fitur yang dimiliki oleh jaringan. QoS suatu jaringan merujuk pada
tingkat kecepatan dan kehandalan penyampaian berbagai jenis data di dalam suatu
komunikasi. Melalui QoS seorang network administrator dapat memberikan
prioritas trafik tertentu. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan
atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Tujuan QoS menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan
layanan di dalam jaringan.
Manfaat QoS (Quality of Service) :
- Memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritis pada jaringan.
- Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah ada.
- Meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti Voice dan Video.
- Merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada aliran trafik di jaringan.
Model Monitoring QoS terdiri dari komponen monitoring application, QoS
monitoring, monitor, dan monitored objects.
- Monitoring Application
Merupakan sebuah antarmuka bagi administrator jaringan. Komponen ini berfungsi mengambil informasi lalu lintas paket data dari monitor, menganalisanya dan mengirimkan hasil analisis kepada pengguna. Berdasarkan hasil analisis tersebut, seorang administrator jaringan dapat melakukan operasi-operasi yang lain.
- QoS Monitoring
Menyediakan mekanisme monitoring QoS dengan mengambil informasi nilai-nilai parameter QoS dari lalu lintas paket data.
- Monitor
Mengumpulkan dan merekam informasi lalu lintas paket data yang selanjutnya akan dikirimkan kepada monitoring application. Monitor melakukan pengukuran aliran paket data secara waktu nyata dan melaporkan hasilnya kepada monitoring application.
- Monitored Objects
Merupakan informasi seperti atribut dan aktifitas yang dimonitor di dalam jaringan. Di dalam konteks QoS monitoring, informasi-informasi tersebut merupakan aliran-aliran paket data yang dimonitor secara waktu nyata. Tipe aliran paket data tersebut dapat diketahui dari alamat sumber (source) dan tujuan (destination) di layer-layer IP, port yang dipergunakan misalnya UDP atau TCP, dan parameter di dalam paket RTP.
Model dan Jenis Layanan QoS :
Menurut
Suhervan (2010), terdapat tiga model layanan Quality of Service (QoS) yaitu
sebagai berikut:
- Best-effort service
Best-effort service adalah satu model layanan dimana aplikasi mengirim data setiap kali diharuskan dalam setiap kuantitas, dan tanpa meminta izin atau memberitahukan terlebih dahulu kepada jaringan. Untuk layanan Best-effort service, jaringan mengirimkan data jika bisa, tanpa jaminan kehandalan batas, atau throughput.
- Integrated service
Integrated service adalah layanan beberapa model yang dapat menampung beberapa persyaratan QoS. Dalam model ini aplikasi meminta jenis layanan tertentu dari jaringan sebelum mengirim data. Aplikasi menginformasikan jaringan dari traffic profile dan meminta jenis layanan tertentu yang dapat mencakup Bandwidth dan delay requirement. Aplikasi ini diharapkan untuk mengirim data hanya setelah mendapat konfirmasi dari jaringan.
- Differentiated service
Differentiated service adalah layanan beberapa model yang dapat memenuhi persyaratan QoS yang berbeda. Namun, tidak seperti dalam model Integrated service, aplikasi yang menggunakan Differentiated service tidak secara eksplisit memberi isyarat router sebelum mengirim data.
Menurut
Gunawan (2008), terdapat tiga jenis Quality of Service (QoS), yaitu sebagai
berikut:
a. Intrinsic QoS
Intrinsic QoS merupakan kualitas layanan jaringan yang di dapat melalui:
- Desain teknis jaringan yang menentukan karakteristik koneksi yang melalui jaringan.
- Kondisi akses jaringan, terminasi, link antar switch yang menentukan suatu jaringan akan memiliki kapasitas yang memadai untuk menangani semua permintaan pengguna. Dengan kata lain, intrinsic QoS tersebut dapat dideskripsikan dengan parameter-parameter kinerja suatu jaringan, seperti latency, throughput, dan lain-lain.
b. Perceived QoS
Perceived QoS merupakan kualitas layanan jaringan yang diukur ketika suatu layanan digunakan. Perceived QoS sangat tergantung dari kualitas intrinsic QoS dan pengalaman pengguna pelayanan yang sejenis, namun Perceived QoS ini diukur dengan nilai mean option score (MOS) dari pengguna.
c. Assessed QoS
Assessed QoS merujuk kepada seberapa besar keinginan pengguna untuk terus menikmati suatu layanan tertentu. Hal ini berdampak pada keinginan pengguna untuk membayar jasa atas layanan yang dinikmatinya. Assessed QoS ini sangat tergantung dari perceived QoS masing-masing pengguna.
Parameter QoS :
a. Bandwidth
Bandwidth
adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam
medium transmisi. Bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk
kecepatan transfer data (transfer rate) yaitu jumlah data yang dapat dibawa
dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam
detik).
b. Throughput
Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix sementara throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi bandwidth dan
throughput yaitu antara lain piranti jaringan, tipe data yang ditransfer,
banyaknya pengguna jaringan, topologi jaringan, spesifikasi computer
client/user, spesifikasi server komputer, induksi listrik, cuaca dan lain
sebagainya.
Adapun
standar Throughput menurut TIPHON adalah sebagai berikut:
c. Jitter
Jitter adalah variasi atau
perubahan latency dari delay atau variasi waktu kedatangan paket. Jitter juga
didefinisikan sebagai gangguan pada komunikasi digital maupun analog yang
disebabkan oleh perubahan sinyal karena referensi posisi waktu. Adanya jitter
ini dapat mengakibatkan hilangnya data, terutama pada pengiriman data dengan
kecepatan tinggi. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, antara lain:
- Panjangnya antrian dalam waktu
pengolahan data,
- Peningkatan trafik secara
tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwith dan menimbulkan
antrian dan,
- Kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga dapat menyebabkan jitter.
Jitter
merupakan parameter yang mewakili QoS audio, atau ukuran variasi penundaan
paket berturut-turut pada suatu arus lalu lintas. Dengan mengetahui berapa
banyak jitter yang dihasilkan dalam proses akses internet, maka akan diketahui
kualitas dari suatu device yang digunakan menghitung rata-rata nilai jitter
yang dihasilkan. Adapun standar jitter menurut TIPHON adalah sebagai berikut:
d. Packet Loss
Packet
loss adalah parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah
total paket yang hilang. Paket yang hilang ini dapat terjadi karena collision
dan congestion pada jaringan. Packet Loss merupakan kegagalan transmisi paket
data mencapai tujuannya yang disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, antara lain
yaitu:
- Terjadinya overload
trafik didalam jaringan.
- Tabrakan (congestion)
dalam jaringan.
- Error yang terjadi
pada media fisik.
- Kegagalan yang terjadi
pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena Overflow yang
terjadi pada buffer.
Packet
loss dapat terjadi karena kesalahan yang diperkenalkan oleh medium transmisi
fisik. Hal hal yang mempengaruhi terjadinya packet loss juga bisa karena
kondisi geografis seperti kabut, hujan, gangguan radio frequensi, sel handoff
selama roaming, dan interferensi seperti pohon-pohon, bangunan, dan pegunungan. Adapun standar packet
loss menurut TIPHON adalah sebagai berikut:
e. Latency (Delay)
Latency
adalah total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi
dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay di dalam jaringan
terdiri dari delay processing, delay packetization, delay serialization, delay
jitter buffer dan delay network. Adapun standar latency menurut TIPHON adalah sebagai
berikut:
f. MOS
(Mean Opinion Score)
Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara subjektif dan objektif. Metoda pengukuran subyektif yang umum dipergunakan dalam pengukuran kualitas speech coder adalah ACR (Absolute Category Rating) yang akan menghasilkan nilai MOS (Mean Opinion Score). Tes subyektif ACR meminta pengamat untuk menentukan kualitas suatu speech coder tanpa membandingkannya dengan sebuah referensi. Skala rating umumnya mempergunakan penilaian yaitu beruturut – turut: Exellent, Good, Fair, Poor dan Bad dengan nilai MOS (Mean Opinion Score) berturut – turut: 5, 4, 3, 2 dan 1. Kualitas suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.
g. Echo
Cancelation Kualitas layanan voice over packet terutama disebabkan oleh echo, hal ini karena delay yang terjadi pada jaringan paket Untuk menjaga kualitas maka perangkat harus menggunakan teknik echo cancelation. Persyaratan performansi yang diperlukan untuk echo canceller harus mengacu standar internasional ITU G.165 atau G.168
h. Post
Dial Delay
PDD (Post-Dial Delay)
yang diijinkan kurang dari 10 detik dari saat digit terakhir yang dimasukkan
sampai mendapatkan ringing back.
Penyebab QoS yang buruk :
1. Redaman
Yaitu jatuhnya kuat sinyal karena pertambahan jarak pada
media transmisi. Setiap media transmisi memiliki redaman yang berbeda-beda,
tergantung dari bahan yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, perlu digunakan
repeater sebagai penguat sinyal. Pada daerah frekuensi tinggi biasanya
mengalami redaman lebih tinggi dibandingkan pada daerah frekuensi rendah.
2. Distorsi
Merupakan fenomena yang disebabkan bervariasinya
kecepatan propagasi karena perbedaan bandwidth. Untuk itu, dalam komunikasi
dibutuhkan bandwidth transmisi yang memadai dalam mengakomodasi adanya spektrum
sinyal. Dianjurkan digunakan pemakaian bandwidth yang seragam, sehingga
distorsi dapat dikurangi.
3. Noise
Noise ini sangat berbahaya, karena jika terlalu besar
akan dapat mengubah data asli yang dikirimkan.
4. Crosstalk
Gandengan yang tidak diinginkan antar lintasan sinyal →
media metal (twisted pair & koaksial) Penyebab: Gandengan elektris,
Pengendalian respon frekuensi yang buruk Contoh : ketika bertelepon, kita
mendengarkan percakapan lain.
5. Echo
Terjadi ketika sinyal yang dikirim oleh transmitter
kembali (feedback) kepadanya
Referensi
:
- Modul Bahan Ajar Pengantar Jaringan Komputer Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang.
- https://www.kajianpustaka.com/2019/05/pengertian-layanan-dan-parameter-quality-of-service-qos.html
- https://onlinelearning.binus.ac.id/computer-science/post/qos-quality-of-services/
No comments:
Post a Comment